Pergantian Tahun: Cukup Jadi Pengingat

Tiap orang punya pandangan masing-masing mengenai pergantian tahun. Ada yang antusias untuk ikut acara di luar, ada yang lebih senang diam di rumah, ada yang lebih sedang nyinyirin orang yang merayakan tahun baru, ada yang mengisinya dengan kontemplasi dan perenungan. Anyway, saya pribadi lebih senang diam di rumah, berkegiatan bersama keluarga, dan sedikit merenung. Hemat.

Di moment pergantian tahun seperti ini, ada hal menarik mengenai pengelompokan manusia berdasarkan kembang api, ya, kembang api alias fireworks. Apa hubungannya tahun baru dengan kembang api ?, semua tahu jawabannya. Malam tahun baru serasa gak lengkap tanpa kembang api. Apakah itu bagus ? tergantung sudut pandang. Bagi pengusaha kembang api, tentu amat menyenangkan. Tapi bagi orang lain ? belum tentu. Setidaknya ada tiga jenis manusia berdasarkan cara pandangnya terhadap kembang api di malam perayaan tahun baru:

  • Idealis : Ngapain maen kembang api, itu kan buang-buang duit.
  • Hedonis : Nggak apa-apalah main kembang api juga, seru kok, setahun sekali ini kan, gak masalah dong.
  • Oportunis : *duduk manis di genteng sambil menikmati gemerlap kembang api*

Apapun pendapatnya mengenai kembang api, pergantian tahun tidaklah untuk dirayakan, cukup jadi pengingat. Bagi mahasiswa, cukup jadi pengingat kapan mau lulus kuliah. Bagi karwayan, cukup jadi pengingat kapan mau naik tanggung jawab. Bagi jomblo, cukup jadi pengingat kapan mau ada peningkatan skill status. Bagi siapapun, cukup jadi pengingat bahwa waktu terus berjalan dan gak bisa kembali.

 

Dikirimkan di Tidak Dikategorikan

Tinggalkan komentar