Mars TK Alquran – Renungan dalam Nostalgia

Kamilah santri TK Alquran
Rajin belajar giat beramal
Quran di tangan jadi pedoman
Kita sambut kebangkitan Islam

Bila kau jauh dari Alquran
Hidupmu pasti akan sengsara
Kacau dunia rusak binasa
Di akhirat mendapat siksa

Entah ada apa gerangan tiba-tiba teringat lagu itu. Lagu klasik tahun 90an. Lagu itu belum pernah kudengar di radio atau televisi. Bagi yang masih ingat lagu tersebut, mari kita ingat kembali masa-masa itu. Masa ketika kita belajar mengaji Quran dibimbing ustadz/ustadzah kesayangan kita. Coba bayangkan saat kita menyanyikan lagu tersebut bersama teman-teman sesaat sebelum pulang mengaji. Jujur, saya merinding mengingatnya.

Ada lirik yang menarik : ‘Kita sambut kebangkitan Islam’. Dulu saat masih kecil gak peduli liriknya apa, yang penting nyanyi deh. Sekarang barulah ngeh lirik lagunya. Saya salut pada pencipta lagu itu. Sejak tahun 90an beliau sudah mewanti-wanti generasi muda muslim dengan makna tersirat “Umat Islam sedang terpuruk, bangkitlah dengan menjadikan Quran sebagai pedoman hidup” .

Selamat bernostalgia 🙂

Wilujeng Angkat

Hari Sabtu 1 Januari 2011 merupakan hari terakhir baginya. Di mana banyak orang yang sedang bergembira dalam euforia peringatan tahun baru 2011. Sore itu Ia terlihat tidak seperti biasanya, nafasnya terlihat lebih cepat. Dalam keadaan seperti itu, Ia masih sempat untuk meminta saya dan ayah agar melatih kaki dan tangannya yang hampir tak bisa ia gerakkan. Sebuah semangat untuk bisa sembuh. Dan yang paling mengharukan bagi kami adalah, Ia mampu bersyahadat sebelum kami membimbingnya dengan lafadz-lafadz Allah. Subhanallah.

Sekuntum Kamboja Yang Gugur

Biar luput dari pandangan
Tidak pupus di dalam ingatan
Kehilangan sebutir bintang di persada seni
Menjadi kenangan

 
Terlukis senyuman manismu
Tergambar senda gurauanmu
Tuhan lebih menyayangimu
Menjemputmu pergi terlebih dahulu

 
 
Bersema di jasadmu yang kaku
Diiringi gerimis yang sendu
Airmata tak terbendung lagi
Menangisi perpisahan ini

 
Di pagi hari yang mulia
Dikunjungi teman dan saudara
Bersama harapan dan doa
Moga berbahagia di negeri yang baqa

 
 
Sekuntum kemboja yang gugur
Menemani dikau di pusara
Biar detik dan musim berlalu
Hingga kini tiada pengganti

 
oh Tuhan, cucurilah rahmat ke atas ruhnya
dan tempatkanlah ia di sisi hamba-hambaMu yang bertaqwa
tempat yang telah kau janjikan nikmat untuk hamba-hamba mu
(nasyid by: Hijaz)

Nasyid ini untuk mengenang sang adik yang telah pulang terlebih dahulu. Semoga Ia bahagia di sisi-Nya. Banyak inspirasi dan pelajaran yang saya dapat dari almarhumah.

Wilujeng Angkat, Bageur.

Sebelum berangkat wisuda
Sebelum berangkat wisuda sempat berfoto, karena adik tak bisa ikut.

Antara Iman dan Kehormatan

(Updated On : 23 Agustus 2012)

bismillah…

Alhamdulillah, pada hari rabu (17/09/09) kemarin aku mengisi mentoring untuk mahasiswa ilkom 2008 dalam rangka kegiatan b-mail ’08 (Bimbingan Mahasiswa Ilmu Komputer 2008). Sore itu merupakan pertemuan kedua dan pada pertemuan itu aku harus membawakan materi yang cukup berat (bagiku). Membahas apa ? …… yaitu Al-Iman. Sebenarnya materi yang tersedia di buku panduan untuk bab tersebut tidak terlalu banyak sih, namun aku rasa itu sangat kurang untuk membahas hal yang begitu fundamental. Sehingga aku terpaksa harus mencari referensi lain via internet untuk masalah Iman, Islam, dan Ihsan. Alhamdulillah dapet. Aku pun menemukan cerita tentang dialog antara seorang atheis dan ulama, seru lho.

Aku gak akan menceritakan bagaimana konsep para ulama mengenai keimanan dan juga gak akan bercerita mengenai keadaan mentoring pada waktu itu, tapi lihatlah fakta mengenai hubungan antara keimanan dan kehormatan :

Thariq bin Ziyad pada abad 8 M, membakar seluruh perahu yang telah membawa dia dan pasukannya menyembrang ke Spanyol melalui selat Gibraltar. Hal itu dilakukan karena ia sadar bahwa pasukan Spanyol yang berhadapan dengannya memiliki jumlah yang jauh lebih banyak. Dengan dibakarnya perahu-perahu tersebut membuat dia dan pasukannya hanya fokus pada dua hal : Mati syahid atau Menang, gak bisa kabur (kan perahunya udah hangus tenggelam). Dan ternyata dengan terfokusnya pikiran bisa membuat datangnya sebuah kemenangan.

Sultan Muhammad II (Al-Fatih) pada abad 15 M, berhasil merealisasikan hadist nabi Muhammad SAW tentang penaklukan kota Konstantinopel : “Konstantinopel akan ditaklukkan oleh tentara Islam. Rajanya adalah sebaik-baik raja & tentaranya adalah sebaik-baik tentara (Al-hadist)”. Tahukah apa yang ada di benak Al-fatih ketika dia masih kecil ? ternyata ia begitu percaya dan yakin bahwa orang yang akan merealisasikan hadist tersebut adalah dirinya sendri. Luar Biasa kan !!!

***

Dua penggalan cerita di atas adalah contoh dari sekelumit kesuksesan ummat yang pernah dicapai di muka bumi ini. Benang merahnya adalah mereka percaya dan begitu yakin akan apa yang mereka usakan. Tak ada sedikit pun ragu terbesit di dadanya. Ada peribahasa yang cukup menghujam: “Muslim berjaya karena menjalankan agamanya, sedangkan Barat berjaya karena meninggalkan agamannya”.