26 Agustus Tahun Kemarin : Sidang Skripsi

Di tanggal ini, pada tahun yang sama, terjadi pertempuran antara mahasiswa lugu yang baru belajar nulis dengan tiga orang dosen penguji. Mahasiswa lugu itu menyerang dengan amunisi utamanya, berupa pemahaman yang ia dapat selama skripsi, hasil penelitian, dan metode penelitian yang dilakukannya. Satu persatu dosen penguji membalas serangan dengan berbagai pertanyaan. Ada yang dapat ditahan dengan mudah, ada pula yang sulit dan menciutkan percaya diri. Keringat dingin mengucur perlahan dan wajah pun memucat. Semua berakhir setelah akhirnya para penguji mengisi map yang berisi form penilaian. Hati tenang, dan fiuuh selesai juga.

8 Jam sebelumnya, di rumah, ibu menyiapkan jas yang telah ia beli khusus untuk sidang hari ini. Sedangkan ayah mencari sepatu yang biasa kupakai lalu menyemirnya. Sedangkan almarhum adik dengan cekatan menyiapkan dasi yang akan dipakai, hanya ia yang bisa menyiapkan dasi, rapi sekali. Saat itu kedekatan dengan keluarga begitu terasa, mereka begitu paham dengan situasi seperti ini. Semua mendoakan, semua menyemangati, menguatkan percaya diri di hati.

Beberapa bulan sebelumnya, tak terhitung berapa kali bolak-balik rumah-kampus-rumah-kampus. Terkadang jauh-jauh datang ke kampus hanya untuk mengedit beberapa paragraf. Terkadang bimbingan hanya berlangsung sejenak, padahal sudah lama-lama menunggu. Pusing dengan bugs yang baru ketahuan. Tidur jam 10 malam untuk bangun jam 1 malam, bug fixing, revisi dokumen, hitung ulang, dan kadang melamun. Gaji sebagai guru honorer pun dihabiskan untuk nge-print draft skripsi yang kalau ditotalkan bisa sampai ribuan halaman.  Tak peduli orang menilai skripsi ini buruk atau baik, yang penting ‘yes, I can do it’.

Rasa lelah, letih, dan segala pengalaman kurang menyenangkan selama mengerjakan skripsi seakan terbayar lunas ketika pengumuman kelulusan. Semua tersenyum bahagia penuh syukur. Bahagia rasanya bisa membuat keluarga bangga dan bahagia akan kelulusan ini. Hal yang istiwema adalah, prestasiku tak pernah seperti ini semenjak TK sampai SMA. ‘Fiuuh, beres juga kuliah, tinggal wisuda’, ujarku dalam hati.

Masa-masa paling indah, masa-masa di sekolah skripsi.

photo from : Danti

Hasil Observasi : Jenis Mencontek Ketika Ujian

MencontekSebagai seorang tenaga pengajar atau nama lainnya guru, pasti pernah mengawas ujian. Ujian harian, ujian tengah semester, ujian akhir semester, atau ujian yang lain. Jadi begini, hanya ingin share pengalaman ketika melihat tingkah polah peserta ujian yang aneh-aneh, gelisah, resah, dan tak menentu. Sebagian hal yang ditulis di bawah ini adalah hasil pengamatan bagaimana siswa tersebut menangani kegelisahannya ketika ujian berlangsung.

Low-tech

  • Sembunyi-sembunyi : Mengangkat kertas hingga menutupi wajahnya, lalu sesaat kemudian (jreng jreng) mulai deh lirik kiri kanan.
  • Pemberani : Tanpa pakai kertas sang pemberani langsung lirik kiri kanan. Biasanya kalau ketahuan oleh guru, dia langsung pura-pura lihat ke langit dengan akting sedang berfikir (ngakak deh dalam hati )
  • Pakai media perantara : biasanya pakai kertas,  disampaikan langsung atau pakai alibi pinjem serutan.
  • Catatan pribadi : bentuknya berupa buku, tulisan di kertas secarik, atau tulisan di bagian tubuh tertentu.

Hi-tech

  • Pakai SMS : ini sangat lumrah dilakukan, semboyannya : Pensil ditangan kanan, handphone di tangan kiri.
  • Twitter : ini lebih gokil lagi, siswa nge-tweet jawaban ujian pake hastag misalnya #UlanganTIK. Dan wow, semua orang bisa lihat.

Wahai kalian para siswa, sebenarnya orang tua dan guru-guru kalian semenjak SD kelas satu sampai sekarang tidak ingin dan tidak bahagia kalau mereka tahu kalian main curang ketika ujian. Kalian para siswa, tidak boleh mencontek dan/atau bekerja sama ketika ujian, kecuali guru kalian mengizinkan. 😀

Wahai anda para guru, kasihanilah siswa anda. Jangan biarkan mereka belajar korupsi sejak dini, kasihan anak-cucu mereka nanti.

Maju terus pendidikan Indonesia !

Wisuda

Wisuda

Setiap mahasiswa pasti ingin segera mengalami yang namanya wisuda, alias prosesi peresmian kelulusan. Alhamdulilah, saya telah di wisuda pada hari rabu 15 desember 2010 kemarin. Itu artinya saya telah menyelesaikan misi saya di tahun 2010 ini. Misi yang empat tahun lalu tertulis di buku roadmap kehidupan saya. Perjuangan terkahir sebelum wisuda adalah skripsi dan sidang skripsi. Alhamdulilah pula, keduanya berjalan lancar. Skripsi bermula di bulan februari 2010 sampai awal agustus 2010 (6 bulan lebih). Sedangkan sidang dilaksanakan pada 26 Agustus 2010. Berkat doa ibu dan ayah serta berkah di bulan ramadhan, alhamdulilah saya dapat melewatinya.

Dilema di saat bahagia

Kenyataan mengatakan lain, bahwa waktu pelaksanaan wisuda ternyata harus berbarengan dengan adik yang masih sakit. Kondisinya tidak memungkinkan untuk ikut ke bumi siliwangi. Setelah diberi pengertian akhinya dia rela untuk tidak ikut. Sebagai gantinya, sebelum berangkat saya berfoto bersama dia terlebih dahulu dengan menggunakan jubah toga. Dia nampak begitu senang.

Prosesi

Saya dan rombongan datang terlalu pagi. Jam 5.30 sudah ada di kampus UPI, tepatnya gedung JICA (FPMIPA). Karena masih sepi, kami bisa berfoto-foto terlebih dahulu. Sekitar jam 7.00 saya dan wisudawan lain yang berasal dari FPMIPA diarak ke gedung gymnasium. Dan di sanalah prosesi dan penyerahan ijazah dilaksanakan. Ngantuk, bosan, dan rasa senang bercampur. 😀

Foto-foto

Ini beberapa foto yang berhasil saya dapatkan ketika kegiatan Wisuda UPI Gelombang III tahun 2010, baik dari dokumentasi pribadi maupun foto dari panitia.

foto keluarga
masih subuh : kakek, uwa’ mas, uwa’ iis, mamah, saya, gea, irma
foto jica
(buram) foto bareng ibu
IMAG1082 - Copy
mubaroq, saya, kiki, rifki
Dapat award wisudawan terwibawa sejurusan. (wibawanya sebelah mana ? haha)
akhirnya : foto sambil lempar topi

Harapan

Harapan saya (dan mungkin untuk semua wisudawan) adalah, semoga kami menjadi lulusan yang mabrur dan mabrurah yang dapat berguna bagi banyak pihak. Dan semoga ini bukan wisuda terkahir bagi kami 🙂

Langkah Strategis Optimalisasi Internet Sebagai Pendukung Kegiatan Pembelajaran di Sekolah

Artikel ini saya ikut sertakan dalam lomba artikel tingkat universitas dalam rangka peringatan Dies Natalis Program Ilmu Komputer UPI. Tema yang diangkat dalam lomba tersebut menarik saya untuk mengungkapkan gagasan tentang bagaimana pemanfaatan internet di sekolah. Sedikit bercerita, artikel ini dibuat dengan susah payah seadanya. Persiapan dan pencarian bahan tulisan mulai digarap sehari sebelum pengumpulan. beberapa jam sebelum akhir pengumpulan saya malah terjebak hujan di jalan, sedangkan hardcopy artikel sama sekali belum di-print.  Motivasi mengikuti lomba ini bisa dibilang beragam. Sebagai salah satu warga ilmu komputer UPI, saya ingin memeriahkan acara yang kebanyakan digarap oleh rekan-rekan adik tingkat.

Internet tak dapat dipungkiri telah menjadi bagian kehidupan manusia. Keberadaan teknologi ini membuat komunikasi menjadi semakin mudah. Penggunaan internet pun telah merambah ke dalam semua aspek kehidupan manusia. Dalam dunia pendidikan, internet sudah banyak diterapkan. Walau sudah diterapkan, masih saja terdapat kekurangan dan salah sasaran sehingga pemanfaatan internet tidak optimal. Pada tulisan ini akan diulas mengenai langkah-langkah strategis dalam memanfaatkan internet dalam mendukung kegiatan pembelajaran di sekolah. Untuk mencapai hal tersebut terlebih dahulu sekolah harus mempunyai sistem pengelolaan fasilitas secara baik. Setelah itu sekolah dapat memperkaya kegiatan pembelajaran secara online untuk mengoptimalkan internet sebagai pendukung kegiatan pembelajaran di sekolah.

***

Jika ingin melihat keseluruhan materi artikel, dapat diambil di sini.

Pengertian Bimbingan dalam Konsep Bimbingan dan Konseling

Manusia sebagai makhluk sosial tidak akan pernah terlepas dari berbagi masalah. Masalah yang menimpa manusia terkadang membuat manusia menjadi frustrasi, tak berdaya, nelangsa dan putus asa. Bahkan tak jarang orang yang begitu banyak diterpa berbagai masalah hidup lebih memilih mengakhiri hidupnya dengan bunuh diri karena tak kuasa menghadapi masalah tersebut. Hal ini diakibatkan oleh tidak adanya pengetahuan, ilmu, serta pengalaman dalam mengahapi masalah. Oleh sebab itu manusia harus mendapat bimbingan agar mampu membantu keluar dari masalah yang sedang dihadapinya.

Untuk lebih memahami apakah ‘bimbingan’ itu, maka alangkah lebih baiknya jika kita mengulas tentang pengertian bimbingan dari berbagai sisi yaitu dilihat dari segi bahasa serta dilihat dari segi istilah (pendapat para ahli). Bimbingan secara bahasa dapat berarti sebagai berikut :

(baca lanjut…)

Landasan Psikologis dalam Pendidikan

Tulisan ini merupakan sebuah makalah yang disusuan oleh saya dan beberapa rekan di pendidikan ilmu komputer UPI sebagai salah satu syarat dalam pelaksanaan tugas mata kuliah Landasan Pendidikan dengan pokok bahasan “Landasan Psikologis dalam Pendidikan”.

Sehubungan dengan pentingnya mengetahui tentang landasan psikologis dalam pendidikan maka pembahasan yang kami lakukan sangat perlu untuk dibincangkan. Pada dasarnya keberhasilan pendidik dalam melaksanakan berbagai peranannya akan dipengaruhi oleh pemahamannya tentang seluk beluk landasan pendidikan termasuk landasan psikologis dalam pendidikan.

Perbedaan individual terjadi karena adanya perbedaan berbagai aspek kejiwaan antar peserta didik, bukan hanya yang berkaitan dengan kecerdasan dan bakat tetapi juga perbedaan pengalaman dan tingkat perkembangan, perbedaan aspirasi dan cita-cita bahkan perbedaan kepribadian secara keseluruhan. Oleh sebab itu, pendidik perlu memahami perkembangan individu peserta didiknya baik itu prinsip perkembangannya maupun arah perkembangannya.

(baca lanjut…)

Kiat Menghadapi Ujian / Tes

Oleh : Eka Risyana Pribadi

(Updated On : 5 Agustus 2012)

Beberapa bulan yang lalu sehabis pengajian rutin di masjid, tiga orang akhwat menghampiri kami. Mereka adalah siswi kelas tiga SMA yang ingin diberi sebuah saran dan motivasi dalam menghadapi Ujian Akhir Nasional (UAN). Rupanya mereka khawatir dan tegang mengenai ujian yang akan berlangsung beberapa bulan lagi itu. Perasaan yang wajar dan normal. Aku pun jadi teringat pengalaman dua tahun lalu ketika mengalami dan merasakan hal yang sama. Perasaan tegang dan khawatir begitu membayangi di setiap hari-hari yang terlewati. Untungnya, orang tua (terutama ibu) banyak memberi nasihat pada saya agar bisa rileks dan menikmati proses dalam menghadapi ujian tersebut. Alhamdulillah.

Sesaat setelah salah satu rekanku memberikan saran dan motivasi kepada mereka, aku langsung angkat bicara karena merasa tertarik untuk berpendapat mengenai hal tersebut. Aku utarakan beberapa kiat dalam menghadapi ujian kepada mereka. Kiat yang sebenarnya tidak terlalu rumit dan mudah diingat karena hanya tiga point saja, yaitu persipan mental, fisik, dan materi.

1. Persiapan Mental

Persiapan inilah yang sangat menentukan apakah seseorang akan berhasil atau tidak dalam menghadapi tes. Jika mental dalam dirinya sudah mengatakan bisa, maka seluruh aktifitasnya akan ditujukan untuk mencapai apa yang ia harapkan. Berbeda jika seseorang sudah ‘kalah duluan’. Dengan menanamkan pada mentalnya bahwa ia tidak akan bisa melakukan, maka ia tidak akan mempunyai motivasi untuk melakukan yang terbaik untuk mencapai keinginannya tersebut.

Hal yang bisa dilakukan untuk mempersiapkan mental (berdasarkan pengalaman saya) diantaranya :

– Berdoa pada Allah dengan penuh keyakinan dan pengharapan yang kuat. Logikanya begini, percayakah kita bahwa rezeki kita berada di tangan Allah ?, jika percaya bahwa rizki kita sepenuhnya ada dalam kekuasaan Allah maka mintalah agar jalan menuju rizki tersebut dimudahkan. Hal yang paling penting adalah memohon petunjuk kepada yang akan memberikan rezeki.

– Berfikir positif. Dua kata tadi bukanlah teori usang. Dua kata tersebut adalah suatu faktor yang tak terbantahkan dalam pencapaian keberhasilan menghadapi berbagai test. Berfikir positif bisa dimulai dengan mengganti kosakata negatif yang biasa kita gunakan. Contohnya, gantilah kata ‘tidak bisa’ menjadi ‘bisa’ atau gantilah ‘sulit’ menjadi ‘butuh keuletan lebih’ atau bahkan kata ‘mustahil’ gantilah dengan ‘jika Allah berkehendak maka jadilah (kun faya kun)’. Simpel saja kan. Ya memang begitu, karena ucapan dan pikiran itu saling mempengaruhi, salah satu dari kedunya dapat mempengaruhi yang lainnya.

– Hilangkan ketakutan/kecemasan. Hal yang amat wajar jika kita memiliki perasaan takut atau cemas. Justru kurang waras jika tidak merasa seperti itu ketika akan mengadapi test yang sangat menentukan. Namun bersyukurlah karena adanya perasaan tersebut. Dengan adanya ketakutan/kecemasan itulah manusia menjadi sadar dan berusaha merubah ketakutan tersebut dengan usaha maksimal. Jika takut tidak lulus UAN maka belajarlah dengan maksimal. Jika usaha maksimal sudah dijalankan, maka apa yang harus ditakutkan ?. tidak ada kan. Maka, hal yang dapat menghilangkan ketakutan dan kecemasan itu adalah belajar dengan maksimal.

2. Persiapan Materi

Yang dimaksud persiapan materi ini adalah mempersiapkan seluruh bahan pelajaran yang akan diujikan. Pelajari soal-soal ujian tahun sebelumnya dengan teliti. Pastikan setiap nomor yang ada pada paket soal ujian dapat dipahami maksud dan penyelesaiannya. Usahakan soal-soal tersebut dikerjakan sendiri. Jika mengalami kesulitan, maka itu adalah pertanda baik. Pertanda bahwa kita sedang dalam proses belajar dan sesaat lagi (jika dipelajari) soal yang kesulitannya seperti itu akan bisa diatasi. Bukankah itu suatu keberuntungan.

Hal yang tak kalah penting selain berlatih mengerjakan soal adalah membaca materi yang akan diujikan, terutama untuk jenis mata pelajaran yang sifatnya membutuhkan hafalan dan pemahanan lebih. Biasanya jika kita membaca materi dengan teliti maka kita akan paham apa yang telah kita baca walaupun mungkin kita tidak hafal seluruhnya. Ingatlah bahwa hafal itu belum tentu paham. Namun, jika sudah paham kita pasti bisa menjelaskan walaupun dengan bahasa berbeda.

Untuk memantapkan penguasaan materi kita dapat melakukan gladi resik tes dengan menggunakan paket soal dari buku. Teknisnya usahakan seperti halnya kita sedang mengerjakan tes yang sesungguhnya. Duduklah di kursi dan bayangkan bahwa saat itu benar-benar sedang ujian. Siapkan dengan pasti lembar jawaban komputer (LJK), pensil, penghapus, dan peralatan lain yang dibutuhkan. Jangan lupa usahakan waktu telah diset sesuai waktu ujian yang sesungguhnya. Selain itu pastikan tidak ada yang boleh mengganggu. Kerjakan soal dengan sungguh-sungguh. Jika telah selesai, periksa jawaban yang telah dikerjakan. Jika terdapat soal-soal sulit, pelajari dan carilah pemecahannya (mumpung ada kesempatan). Dengan adanya geladi resik  secara mandiri seperti itu, kita dapat membuktikan bahwa kita mampu mengerjakan tes yang akan ditempuh. Hal itu akan meningkatkan percaya diri. LUAR BIASA.

3. Persiapan Fisik

Nah, yang satu ini patut diperhatikan juga. Soalnya tak jarang ada siswa yang kondisi badannya tidak vit ketika akan menghadapi tes sehingga ia terpaksa mengikuti tes susulan. Selain itu, kondisi badan ketika persiapan test juga harus dijaga. Jangan pernah memaksakan diri untuk merubah kebiasaan tidur hanya karena mendengar cerita Pak Habibi yang tidurnya hanya dua jam dalam sehari.

Memang bagus menambah jam belajar, namun untuk merubah kebiasaan tidur yang ekstrem membutuhkan pembiasaan yang relatif lama. Misalnya, jika ingin mengurangi jam tidur dari 6 jam menjadi 3 jam maka harus dilakukan bertahap. Biasanya jika kita melakukan perubahan waktu tidur secara ekstrem maka tubuh akan menjadi sakit. Dan itu pasti sangat merugikan. Jadi tidurlah seperti biasa dan maksimalkan waktu diluar tidur. Lebih baik mengorbankan jalan-jalan gak karuan daripada mengorbankan waktu tidur untuk belajar.

Oke, jangan lupa untuk makan teratur seperti biasanya. Jangan sampai lupa makan gara-gara pusing memikirkan test. Biasa saja makannya, jangan terlalu banyak atau terlalu sedikit, secukupnya saja.

Itulah tiga aspek persiapan yang harus diperhatikan dalam mempersiapkan diri mengahadapi tes (UAS, UAN, UTS, SPMB, dll). Saya ucapkan selamat mempersiapkan diri bagi adik-adik yang akan mengikuti tes. Semoga Sukses.

Selamat Menempuh Ujian

Pelajaran di Balik Semrawutnya Jalan Raya

Oleh : Eka Risyana Pribadi

Lagi-lagi nemu tulisan ‘kuno’. Ini tulisan mengenai pengalaman saya berkendara motor di kota Bandung. Tulisan dibawah dibawakan dengan narasai memaksakan agak puitis dilanjutkan dengan ulasan singkat yang debatable. monggo..

Sungguh mengesalkan dan melelahkan mengendarai motor di pagi hari. Jalanan kota Bandung begitu macet dan terlihat begitu banyak kendaraan terutama kendaraan roda dua termasuk kendaraan yang aku pakai. Sebenarnya keadaan tidak terlalu macet sebelum memasuki daerah cicaheum dan perempatan jalan Pahlawan. Sepeda motor yang berjubel itu terlihat bagaikan kumpulan kuda yang ditunggangi oleh para knight yang hendak bertempur di medan perang. Namun sayangnya para knight itu terlihat tak lebih dari sekedar pembuat macet dan penyebar polusi, sekali lagi, termasuk aku.

(baca lanjut…)